Abu Hurairah
Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi (bahasa Arab: عبدالرحمن بن صخر الأذدي) (lahir 598 - wafat 678), yang lebih dikenal dengan panggilan Abu Hurairah (bahasa Arab: أبو هريرة), adalah seorang Sahabat Nabi yang terkenal dan merupakan periwayat hadits yang paling banyak disebutkan dalam isnad-nya oleh kaum Islam Sunni.
Ibnu Hisyam berkata bahwa nama asli Abu Hurairah adalah Abdullah bin Amin dan ada pula yang mengatakan nama aslinya ialah Abdur Rahman bin Shakhr.
Abu Hurairah adalah
orang yang paling banyak meriwayatkan Hadis di antara tujuh orang tersebut.
Baqi bin Mikhlad mentakhirjkan Hadis Abu Hurairah sebanyak 5.374 Hadis.
Rasulullah sendirilah yang menjulukinya “Abu Hurairah”, ketika beliau
melihatnya membawa seekor kucing kecil. Julukan dari Rosulullah itu semata
karena kecintaan beliau kepadanya, sehingga jarang ada orang memanggilnya
dengan nama sebenarnya (Aburrahman bin Sakir). Ia berasal dari Bani Daus bin
Adnan. Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7 H, tahun terjadinya Perang
khaibar, dan meninggal di Aqiq pada tahun 57 H.
Demikian menurut pendapat
yang kuat. Ia adalah pemimpin para ahli shuffah, yang menggunakan seluruh
waktunya beribadah di masjid nabi. Shuffah adalah tempat beratap di dalam
masjid. Para sahabat yang zuhud itu melindungkan diri disana. Allah ternyata
mengabulkan do’a Nabi s.a.w. agar abu hurairah dianugerahi hapalan yang kuat.
Imam Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi mentakhrijakan sebuah Hadis darinya, bawa
ia pernah berkata: “Aku pernah mengadu kepada rosulullah s.a.w.: “Wahai Utusan
Allah! Aku mendengar banyak darimu, tetapi aku tidak hapal. “Rasulullah
bersabda: “Bentangkan selendangmu!” Akupun membentangkanya. Lalu rasulullah
menceritakan banyak hadis kepadaku dan aku tidak melupakan sedikitpun apa yang
beliau ceritakan kepadaku”.[1]
Pada masa Umar bin
Al-Khaththab menjadi khalifah, Abu Hurairah menjadi pegawai di Bahrain. Namun
kemudian Umar mencopotnya . ada yang mengatakan, ketika Ali bin Abi Thalib
menjadi khalifah ia ingin mengangkatnya kembali. Namun tidak
bersedia.belakangan Mu’awiyah mengangkatnya menjadi Gubernur Madinah. Umar-yang
selalu berusaha menertibkan dengan ketat periwayatan dari Rasulullah s.a.w.-
tampaknya mengingkari banyak riwayat Abu Hurairah.
Umar pernah berkata kepada Abu
Hurairah: “Pilihlah, engkau meninggalkan periwayatan hadis, atau aku pulangkan
engkau ke tanah Daus. “Ketika Abu Hurairah meriwayatkan sabdah rasulullah
s.a.w.: “Barangsiapa berdusta mengatas namakanku dengan sengaja, hendaklah dia
menyediakan pantatnya untuk dijilat api neraka, “barulah Umar mengakui
periwayatan hadisnya. Umarpun berkata: “Kalau begitu, engkau boleh pergi dan
menceritakan hadis!” Abu Hurairah telah meriwayatkan dari Nabi saw, dari Abu
Bakar, Umar, Ustman, Ubai bin Ka’ab, Utsman bin Zaid, A’isyah, dan sahabat-sahabat
lain.
Syu’bah bin al-Hajjaj
memperhatikan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan dari Ka’ab al-Akhbar dan
meriwayatkan pula dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, tetapi ia tidak
membedakan antara dua riwayatnya tersebut. Syu’bah pun menuduhnya melakukan
tadlis, tetapi Bisyr bin Sa’id menolak ucapan Syu’bah tentang Abu Hurairah. Dan
dengan tegas berkata: Bertakwalah kepada allah dan berhati hati terhadap
hadist. Demi Allah, aku telah melihat kita sering duduk di majelis Abu
Hurairah. Ia menceritakan hadist Rasulullah dan menceritakan pula kepada kita
riwayat dari Ka’ab al-Akhbar. Kemudian dia berdiri, lalu aku mendengan dari
sebagian orang yang ada bersama kita mempertukarkan hadist Rasulullah dengan
riwayat dari Ka’ab. Dan yang dari Ka’ab menjadi dari Rasulullah.”. Jadi tadlis
itu tidak bersumber dari Abu Hurairah sendiri, melainkan dari orang yang
meriwayatkan darinya.
Cukupkanlah kiranya kita
mendengar kan dari Imam Syafi’I :” Abu Hurairah adalah orang yang paling hapal
diantara periwayat hadist dimasanya”.
Marwan bin al-Hakam pernah
mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat darinya, lalu ia bertanya tentang
apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah menjawab :” Tidak lebih dan tidak kurang
dan susunannya urut”.
Sedangkan orang yang
meriwayatkan darinya melampui 800 orang, terdiri daripada sahabat dan
tabi’in. diantara mereka termasuk ulama sahabat, seperti Abdullah bin Abbas,
Abdullah bin Umar, Jabir bin Abdullah, dan Annas bin Malik. Sedang dari
kalangan ulama tabi’in, antara lain, Sa’id bin al-Musayyab, Ibnu Sirin,
Ikrimah, Atha’, Mujahid, dan Asy-Sya’bi. Sanad paling shahih yang bepangkal
darinya ialah: Ibnu Syihab az-Zuhri, dari Sa’id bin al-Musayyab, darinya (dari
Abu Hurairah). Adapun yang paling dla’if adalah As-Sari bin Sulaiman, dari Dawud
bin Yazid al-Audi dari bapaknya (Yadiz al-Audi) dari Abu Hurairah.[2]
Di antara jumlah tersebut, 325 buah hadits
disepakati oleh Bukhary Muslim, 93 buah diriwayatkan oleh Bukhary sendiri dan
189 buah diriwayatkan oleh Muslim sendiri (in-farada bihi Muslim).
0 Response to "Abu Hurairah"
Post a Comment